gravatar

Hipmi Minta Dukungan Bank Exim AS

JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) meminta bank pembiayaan ekspor impor (Exim) Amerika Serikat (AS) untuk membiayai proyek-proyek investasi dan perdagangan di Indonesia.

Ketua Umum Hipmi Erwin Aksa mengatakan. hal tersebut disampaikan oleh pihaknya ketika berkunjung ke AS bersama 65 anggota Hipmi dalam rangka Hipmi-USA Trade Mission pada 22 November-4 Desember 2010. Bank Exim AS, kata Erwin, pernah membiayai berbagai proyek investasi dan perdagangan di Indonesia sebelum krisis terjadi.

"Setelah krisis, mereka mulai mengurangi bantuan pembiayaan di Indonesia. Maka dari itu, kunjungan kami kesana itu sekaligus meminta bantuan mereka lagi. Bank exim itu juga telah bekerja sama dengan small business administration yang menaungi usaha kecil menengah di AS," kata Erwin di Jakarta, akhir pekan lalu.

Sehingga, kata dia, Hipmi akan melanjutkan dialog dengan bank exim tersebut, agar bisa mendorong pendanaan bagi UKM di Indonesia.

Sementara itu, menurut Erwin, perjalanan ke AS dilakukan untuk memperkuat hubungan dan jaringan antara pengusaha Indonesia dengan pengusaha di AS. Hipmi, kata dia, harus bisa mendorong anggotanya mendapatkan kerja sama bisnis yang baik dan membangun network dengan lembaga-lembaga di seluruh dunia. Erwin mencontohkan, beberapa pengusaha  AS yang berminat menjajaki kerjasama bisnis dengan pengusaha Indonesia, yang diantaranya adalah sektor batubara, pariwisata dan furniture.

"Perjalanan ini tidak terfokus pada penandatanganan kesepakatan-kesepakatan yang nantinya hanya menjadi nice to have it on the paper tapi follow up-nya tidak ada. Yang menjadi kunci adalah, membuka dan memperluas jaringan. Dengan network inilah kita bisa membangun usaha," jelas Erwin.

Erwin mengakui, beberapa anggota Hipmi telah melakukan kerja sama bilateral dengan pihak dari AS, setelah kunjungan Hipmi-USA Trade Mission.

“Satu minggu terakhir sektor batubara AS sudah datang kesini. Pariwisata juga sudah datang mencari lokasi di Bandung, Bali dan Yogyakarta. Teman- teman yang sudah menjalin network telah bertemu menjalin kerjasama secara bilateral,”papar Erwin.

Ketua Panitia HIPMI-US Trade Mission Aidil Hakim menambahkan, kerja sama bilateral antara anggota Hipmi dengan pihak AS tidak bisa dipaparkan secara rinci, karena sifatnya rahasia.

“Tapi hasilnya positif sekali. Membuka wawasan, berfikir go internasional. Hubungan perdagangan dengan AS bukan yang nomor satu bagi Indonesia. Kita masih kalah dengan Malaysia. Gap ini bisa ditingkatkan melalui kunjungan kami,”kata Aidil.

Kendati demikian, Erwin menyatakan, pihaknya tidak membahas masalah-masalah perdagangan selama di AS. "Kami belum sempat bertemu dengan pejabat perdagangan dan karantina di AS. Kita tidak masuk ke masalah kesulitan perdagangan. Concern tersebut akan kita catat di pertemuan lain berikutnya,”tutur Erwin.

Lembaga UMKM
Di sisi  lain, Erwin mengatakan, selama kunjungan ke AS, Hipmi juga bertemua dengan Small Business Administration (SBA). SBA adalah sebuah lembaga independen yang didanai oleh pemerintah namun tetap bekerja secara professional di sektor UMKM. Sedangkan Indonesia, lanjut Erwin, belum memiliki lembaga serupa.

“Lembaga inilah yang bertugas untuk masuk ke parlemen untuk membantu dari sisi kebijakan.Bagus juga kalau di Indonesia ada lembaga yang bisa mengadvokasi UMKM,”ujar Erwin.

Erwin mengungkapkan, UMKM menjadi salah satu sektor yang diprioritaskan oleh pemerintah AS.  Para pelaku UMKM di AS, kata dia, harus terlibat dalam setiap pengadaan barang dan jasa pemerintah. Erwin menambahkan, Hipmi juga bertemu dengan sebuah lembaga franchise di AS. Hal ini dilakukan guna mempromosikan franchise yang ada di Indonesia.

“Mereka punya ribuan franchiser. Di-manage secara profesional. Mereka jadi lembaga yang memasarkan anggotanya ke internasional dan memiliki program seperti pameran dan legal advokasi karena banyak persoalan hukum terjadi di bisnis franchise,”tandas Erwin.