gravatar

China Segera Naikkan Suku Bunga

BEIJING - China kemungkinan akan kembali menaikkan suku bunga acuan dalam beberapa hari mendatang sebagai upaya mengatasi laju inflasi.

Surat kabar China Securities Journalmelaporkan,kebijakan tersebut diperkirakan menjadi tawaran “solusi sensitif” bagi perekonomian China setelah otoritas moneter Negeri Panda secara mengejutkan untuk pertama kalinya sejak 2007 menaikkan suku bunga Oktober lalu.

Sebelumnya, pada pekan lalu Beijing juga mengatakan bahwa kebijakan moneter China telah diubah menjadi lebih berhati-hati dari sebelumnya, yang lebih longgar dalam dua tahun terakhir.

Laporan media tersebut langsung berdampak pada bursa saham. Di Shanghai indeks utama bursa terbesar di China itu anjlok di awal perdagangan dipicu kekhawatiran investor akan harga-harga yang semakin ketat.

“Dengan mengacu pada catatan Bank Sentral mengenai naiknya suku bunga, tepat jika kebijakan itu diumumkan setelah indeks harga konsumen (CPI) dirilis akhir pekan ini,” kata salah satu surat kabar tersebut tanpa menyebutkan sumbernya, seperti dilansir dari Reuters.

China Securities Journal memperkirakan, CPI China pada November kemungkinan mencapai 4,7 persen atau lebih tinggi dibanding Oktober yang hanya 4,4 persen, tertinggi dalam 27 bulan terakhir.

“Kecenderungan umum kebijakan moneter China adalah pengetatan yang mengacu dibanding kebijakan moneter yang lebih longgar sebelumnya,” tutur Chen Jiagui, ekonom senior pemerintah.

Segera Bersiap
Pedagang di pasar antarbank China mengatakan, perbankan pemberi pinjaman besar sudah mempersiapkan uang yang cukup banyak sebagai antisipasi jika terjadi peningkatan suku bunga acuan mencapai 50 basis poin.

Sejauh ini, Bank Sentral China (People Bank of China/PBOC) telah mengandalkan persyaratan utama untuk menghentikan kelebihan kas dalam perekonomian dan secara resmi memerintahkan para pemberi pinjaman untuk mengunci deposit mereka lima kali lebih banyak pada tahun ini.

Selain itu, perbankan China juga telah menahan diri dari pinjaman untuk mengantisipasi langkah pemerintah dalam meredam inflasi. Ekonom juga menganggap, kebijakan Bank Sentral AS (The Fed) yang meningkatkan komitmennya untuk membeli USD600 miliar obligasi telah memperkuat kekhawatiran Beijing karena dianggap akan memperparah inflasi di China.

“Saya pikir China tidak seharusnya menaikkan tingkat suku bunga secara berkesinambungan. Langkah itu pasti akan menarik arus masuk uang panas. Untuk inflasi domestik, ini justru akan menjadi bahan bakar pada api yang membara,” ujar Chen Kexin, ekonom lembaga pemantauan pemerintah di Beijing.

Selain menaikkan suku bunga, pemerintah China kemungkinan juga memaksa bank untuk mengerem penyaluran pinjaman. Shanghai Securities News kemarin melaporkan bahwa bank telah meminjamkan sekira 600 miliar yuan (USD90 miliar) pada November lalu.

Sementara itu, lembaga think tank pemerintah Chinese Academy of Social Sciences China memperkirakan, China harus bisa menerima tingkat laju inflasi sebesar 3,3 persen tahun depan atau naik dari tahun ini yang diperkirakan di level 3,2 persen.

“China akan baik-baik jika bisa menjaga CPI di bawah enam persen tahun depan,” ujar peneliti yang berafiliasi dengan Komisi Nasional Pembangunan dan Reformasi Zhang Hanya.

Sebagai persiapan menghadapi gejolak tahun depan, para pembuat keputusan ekonomi China akan berkumpul akhir pekan ini untuk memetakan garis besar kebijakan pemerintah. Banyak pihak meyakini kesimpulan dari Konferensi Kerja Ekonomi Pusat itu dapat memberikan kesempatan untuk kenaikan suku bunga.