gravatar

Kelelawar 'Pemancing' Ditemukan di Eropa

BILBAO - Ilmuwan mengatakan bahwa mereka telah menemukan spesies kelelawar pertama di Eropa yang mampu menangkap dan memangsa ikan.

Dengan berat hanya sekira 9 gram dan berukuran 1,5 inci (42 milimeter), kelelawar kecil tersebut awalnya diduga hanya memakan serangga saja. Para ilmuwan terkejut dengan penemuan tulang ikan dalam kotoran kelelawar. Demikian seperti yang dikutip dari National Geographic, Senin (29/11/2010).

Untuk memastikan kebenaran berita tersebut, Joxerra Aihartza dari University of the Basque, Bilbao, Spanyol, beserta para koleganya mulai memonitor perilaku makan binatang tersebut dengan menggunakan perangkat pelacak radio.

Baru-baru ini tim peneliti tersebut berhasil menangkap video dari kelelawar yang menangkap ikan. "Kelelawar tersebut terbang rendah di atas permukaan air dan menangkap ikan yang sedang berenang di dekat permukaan air dengan menggunakan cakar mereka," ujar Aihartza.

Beberapa jenis kelelawar di seluruh dunia diketahui memangsa ikan. Sejauh yang diketahui oleh Aihartza beserta koleganya, kelelawar yang diteliti oleh mereka adalah satu-satunya spesies kelelawar di Eropa yang memiliki keahlian untuk menangkap ikan. Akan tetapi tim peneliti tersebut juga menambahkan bahwa di beberapa musim, kelelawar 'pemancing' tersebut juga memangsa beberapa serangga air.

"Ada beberapa musim ketika kelelawar ini memangsa lebih banyak ikan dan kami pikir itu adalah masalah ketersedian sumber makanan. Hal inilah yang kami sedang pelajari sekarang," kata Aihartza.

Kelelawar 'pemancing' berjari panjang ini bisa ditemukan di sepanjang daerah lembab, kanal dan waduk, juga di wilayah Mediterania; Maroko, Algeria dan Eropa, serta Eropa; membentang mulai dari Lebanon, Jordan dan Iran.

Menurut International Union for Conservation of Nature, keberadaan spesies kelelawar ini terancam akibat polusi air, pembangunan bendungan dan kekeringan lahan. "Ketersediaan habitat merupakan masalah untuk kelelawar ini dan di Spanyol kelelawar ini sudah termasuk hewan yang terancam punah," tambah Aihartza.